Entri Populer
-
Allah berfirman: " Dan bergaullah bersama mereka (isteri) dengan cara yang patut (diridhai oleh Allah). Kemudian jika kamu tidak menyuk...
-
Bahaya Telat Shalat Shubuh
-
Madu tidaklah mendapat perhatian dari para peneliti Barat selama beberapa dekade lalu, seperti perhatian yang didapatnya selama dua tahun te...
-
Apakah Mengenal Pasangan Harus Lewat Pacaran?
-
Mawarku di Hari Esok
-
Mulia dengan Ucapan Salam
Kamis, 13 Januari 2011
Rabu, 15 Desember 2010
Cara Pengobatan dengan MADU
Madu tidaklah mendapat perhatian dari para peneliti Barat selama beberapa dekade lalu, seperti perhatian yang didapatnya selama dua tahun terakhir. Berpuluh-puluh kajian ilmiah dalam dua tahun terakhir telah dipublikasikan, nyaris setiap minggu selalu ada satu kajian ilmiah yang mantap mengenai madu yang dipublikasikan di majalah-majalah internasional yang kredibel.
Anjuran Berobat dengan MaduAlloh Ta’ala berfirman :
“Robbmu mewahyukan kepada lebah, ‘Buatlah rumah-rumah di gunung-gunung, pohon-pohon, dan pada tempat-tempat yang dibikin oleh manusia. Kemudian makanlah setiap buah-buahan dan tempuhlah jalan Robbmu dengan mudah’; dari perut lebah itu keluar cairan dengan berbagai warna, di dalamnya terdapat kesembuhan bagi manusia. Sungguh dalam yang demikian terdapat tanda-tanda kekuasaan (Alloh) bagi kaum yang berpikir.” (An-Nahl [16] : 68-69)
Dalam Sunnah Nabi terdapat beberapa hadits yang diriwa-yatkan, menyebutkan tentang manfaat-manfaat madu serta menjelaskan pentingnya madu dalam penyembuhan. Diriwayat-kan dari Ibnu ‘Abbâs ra, ia berkata : Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Kesembuhan terdapat dalam tiga hal, yakni minuman madu, sayatan alat bekam, dan sundutan api. Aku melarang umatku berobat dengan sundutan api.”366)
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda, “Jika di sebagian obat-obatan yang kalian gunakan terdapat kebaikan, maka itu terdapat dalam minuman madu, sayatan alat bekam, atau sundutan dengan api, tetapi aku tidak suka berobat dengan sundutan api.”367)
Rahasia Kehebatan Madu yang Terungkap oleh Kedokteran ModernManusia telah menggunakan madu untuk pengobatan, sejak zaman kuno. Salah satu mitos yang populer di masyarakat adalah bahwa para peternak lebah bisa hidup secara sehat dan berusia panjang, melebihi yang lain.
Para ahli sejarah menyebutkan bahwa Phytagoras hidup dalam usia lebih dari sembilan puluh tahun. Makanan pokoknya sehari-hari terdiri dari roti dan madu.Diskusi tentang madu mendapat banyak perhatian dalam artikel-artikel yang dipublikasikan selama beberapa tahun bela-kangan ini di majalah-majalah kedokteran yang terpercaya, penulis akan mengutip sebagiannya sebagai berikut :
1. Bakteri Tidak Mampu Melawan MaduDemikian judul sebuah artikel yang dipublikasikan di Majalah Dis Lancet Infect, bulan Februari 2003 M. Dalam artikel ini, Dr. Dixon menegaskan adanya kekuatan besar di dalam madu yang mampu mengalahkan bakteri, di mana bakteri-bekteri itu tidak mampu bertahan di hadapan madu. Penulis menganjurkan untuk menggunakan madu dalam mengobati berbagai jenis luka, termasuk luka bakar.
Berbagai riset ilmiah menunjukkan bahwa karakteristik fisikawi dan kimiawi madu, misalnya tingkat keasaman dan pengaruh osmoticnya, yang berperan dalam efektivitasnya membunuh bakteri. Di samping itu, madu memiliki spesifikasi anti proses peradangan (inflammatory activity anti).
Hasil terakhir adalah bahwa madu melawan pembusukan oleh bakteri dan mempercepat pulihnya luka-luka, luka bakar, dan borok.
2. Penggunaan Madu Sebagai AntilukaDalam sebuah artikel yang dipublikasikan dalam Majalah Ann Plast Surg, bulan Februari 2003 M, dilakukan penelitian terhadap 60 pasien berkebangsaan Belanda yang terkena luka dalam, yang bermacam-macam, meliputi luka-luka menahun (21 pasien), luka-luka kompleks (23 pasien), dan luka-luka memar yang parah (16 pasien).
Para peneliti menyatakan bahwa penggunaan madu mudah dilakukan bagi semua pasien, kecuali satu orang, membantu pembersihan luka, dan tidak terjadi efek samping apa pun dari penggunaan madu dalam pengobatan luka-luka tersebut.
Para peneliti menyarankan dalam sebuah artikel yang dipublikasikan dalam Majalah Arch Surgery tahun 2000 M digunakannya madu untuk melindungi garis tepi luka-luka yang terjadi selama proses operasi pengangkatan tumor.
3. Madu dan Luka BakarDalam rubrik “Luka Bakar” majalah Durns tahun 1996 M, telah dipublikasikan sebuah artikel tentang penggunaan madu untuk pengobatan luka bakar. Artikel tersebut menganjurkan penggunaan madu untuk luka bakar.
4. Madu Kaya Kandungan AntioksidanDalam studi yang dipublikasikan pada bulan Maret 2003 M di Majalah Agric Food Chem, para peneliti membandingkan antara pengaruh konsumsi minuman jagung atau madu dengan takaran 1,5 gr/kg berat badan terhadap efektivitas antioksidan. Kandungan plasma antioksidan fenolic telah bertambah dengan persentasi lebih tinggi setelah mengkon-sumsi minuman madu daripada setelah mengkonsumsi minuman jagung. Penelitian tersebut mengindikasikan bahwa antioksidan fenolic yang ada di dalam madu memiliki daya aktif tinggi serta bisa meningkatkan perlawanan tubuh terhadap tekanan oksidasi (oxidative stress).
5. Madu dan Kesehatan MulutProfesor Amoln menegaskan dalam sebuah artikel yang dipublikasikan oleh Majalah Dentgen pada bulan Desember 2001 M, bahwa madu bisa memainkan peran penting dalam pengobatan penyakit-penyakit gusi, sariawan, dan berbagai gangguan mulut lainnya, hal itu disebabkan madu memiliki spesifikasi anti bakteri.
6. Madu dan Pengobatan Infeksi Selaput Lendir Akibat RadiasiDalam sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam Majalah Support Care Cancer, pada bulan April 2003 M, telah dilakukan terhadap empat puluh pasien yang mengidap kanker di kepala dan leher dan mereka itu membutuhkan penyinaran (radio therapy).
Para peneliti berkesimpulan bahwa pemberian madu secara lokal pada saat dilakukannya radioterapi merupakan metode terapi yang efektif, serta tidak memberatkan untuk men-cegah terjadinya infeksi selaput lendir di mulut.
7. Antara Madu dengan Infeksi Lambung (Maagh) dan Tukak LambungDalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam Majalah Pharmacolres tahun 2001 M, para peneliti menyatakan bahwa madu bisa membantu pengobatan infeksi lambung. Para peneliti juga melakukan penelitian lain tentang pengaruh madu alami terhadap bakteri yang terbukti bisa menyebab-kan terjadinya tukak lambung atau infeksi lambung, yang dikenal dengan sebutan bakteri pylori. Diperoleh kejelasan bahwa pemberian cairan madu dengan konsentrasi 20 % bisa melemahkan bakteri tersebut di piring percobaan. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam Majalah Tropgastroent tahun 1991M.
8. Madu Mencegah Terjadinya Radang Usus Besar (Colitis)Bisakah madu mencegah terjadinya radang usus besar pada tikus? Itulah pertanyaan yang dilontarkan oleh para peneliti di Universitas Raja Saud di Kerajaan Saudi Arabia. Pertama-tama mereka menciptakan terjadinya infeksi colon pada tikut-tikus percobaan tersebut dengan melukai tikus-tikus itu dengan acetic acid, setelah tikus-tikus itu diberi madu, glukosa, dan fruktosa melalui mulut dan anus selama empat hari. Para peneliti berhasil mengetahui bahwa madu bisa berperan baik dalam melindungi colon dari luka-luka yang biasa ditimbulkan oleh asam asetat.
Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda kepada orang yang datang kepada beliau, melaporkan bahwa saudaranya mengeluh sakit perut. Maka, beliau bersabda, “Minumkan madu kepada-nya…”.368)
9. Madu dan Kulit KepalaKarena madu berkhasiat membunuh bakteri, sekaligus ber-fungsi sebagai anti jamur dan antioksidan, serta memiliki kandungan gizi yang tinggi, maka seorang peneliti bernama Dr. Wailial telah melakukan sebuah penelitian untuk mengetahui pengaruh madu dalam mengobati dermatitis (infeksi kulit) karena minyak dan ketombe.
Hasil-hasil penelitiannya dipublikasikan dalam majalah Eurjmealres pada tahun 2001 M. Ia telah mempelajari 31 pasien yang terkena infeksi kulit karena minyak yang kronis, yang mengenai kulit kepala, wajah, dan bagian depan dada. Mereka itu terdiri dari dua puluh orang pria dan sepuluh orang wanita, usia mereka berkisar antara 15-60 tahun.
Penyakit-penyakit kulit yang ada pada mereka menimbulkan sisik-sisik putih di atas permukaan kulit yang kemerah-merahan. Para pasien diminta memakai cairan madu dengan konsentrasi 90 % (madu yang dicampur air hangat) dua hari sekali di bagian-bagian yang terinfeksi di kepala dan wajah sambil diurut-urut pelan terus-menerus selama 2-3 menit.
Madu tersebut dibiarkan selama kurang lebih tiga jam sebelum dicuci dengan air hangat. Para peneliti terus memonitor kondisi para pasien setiap hari, khususnya terkait dengan keluhan gatal, ketombe, dan rambut rontok.
Terapi ini dilakukan selama empat pekan, ternyata masing-masing pasien merespon baik sekali terapi ini. Gatal dan ketombe mereka hilang selama satu minggu, sedangkan penyakit-penyakit kulit sembuh dalam jangka waktu dua minggu.369)
Benarlah firman Alloh Ta’ala, “Dari perut lebah itu keluar minuman yang beraneka ragam warnanya, di dalamnya terdapat kesembuhan bagi manusia.” (An-Nahl [16] : 69)10. Madu dan Pengobatan Kencing Manis370)
Madu bisa menurunkan kadar gula di dalam darah para pengidap penyakit diabetes. Bukti-bukti menguatkan bahwa di dalam madu terdapat unsur oksidan yang menjadikan asimilasi gula lebih mudah di dalam darah, sehingga kadar gula tersebut tidak terlihat tinggi.371)
Madu merupakan nutrisi kaya vitamin B1-B5-C, di mana para pengidap diabetes sangat membutuhkan vitamin-vitamin ini. Madu mengandung sekitar seratus unsur yang berbeda-beda yang tergolong sangat penting bagi tubuh manusia, khususnya bagi para pengidap diabetes.372)
Manfaat madu ini bisa dipastikan bila penyebab kencing manis bukanlah tidak adanya insulin sama sekali, melainkan sulitnya menstimulasi sel-sel yang memproduksi insulin di dalam darah. Dalam kondisi seperti ini, sesendok kecil madu373) akan menambah cepat dan besar kandungan gula dalam darah, sehingga akan menstimulasi sel-sel pankreas untuk memproduksi insulin. Tapi, pengidap kencing manis harus melakukan analisis darah sebelum dan sesudah meminum madu, untuk menentukan takaran yang diboleh-kan untuknya di bawah pengawasan dokter.
___________________________________
366) Shohîhu `l-Bukhôrî (5680).367) Shohîhu `l-Bukhôrî (5702).368) Muttafaqun ‘alaih : Bukhôrî (5684) dan Muslim (2217).369) Artikel Asrôru `l-‘Asal Tatajallâ fi `th-Thibbi `l-Hadîts, Dr. Hassân Syamsu Bâsyâ, Hai’atu `l-I‘jâzi `l-‘Ilmî fi `l-Qur’ân wa `s-Sunnah, edisi kelima belas, 1424 H.370)At-Tadâwî bi ‘Asali `n-Nahl, ‘Abdul Lathîf ‘آsyûr, hal. 94.371) Buku Syafâkallôhu wa ‘آfâka, ‘Alî Rôwî.372)Ath-Thibbu wa `n-Nahl, Dr. Na‘ûm Pitrovitsm, diterjemahkan oleh Dr. Ibrôhîm Manshûr Syâmî, hal. 90.373)Harap diperhatikan supaya madu yang diminum benar-benar alami, tanpa campuran makanan lebah yang disediakan oleh para peternak madu, misalnya gula dan jeruk yang biasa mereka sediakan untuk makanan lebah.
Sumber: http://www.thibbun-nabawi.com/kesehatan/pengobatan-dengan-madu-2.html
Katalog Produk & Harga
Katalog Produk & Harga
Possibly related posts: (automatically generated)
This entry was posted on July 11, 2007 at 9:22 am and is filed under MADU. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackbackfrom your own site.
Mar'ah Shalihah ( Gelas-gelas Kristal Manajemen Emosi Wanita )
Allah berfirman:
"Dan bergaullah bersama mereka (isteri) dengan cara yang patut (diridhai oleh Allah). Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak."(QS. An-Nisa:19).
Bila para pakar merasa kesulitan memahami hakekat manusia, seperti yang diungkapkan Dr. Alexis Karel dalam bukunya Man is The Unknown, maka manusia kebanyakan akan lebih sulit memahami jiwa wanita yang aktualisasi emosinya bagaikan gelas kristal, indah namun mudah pecah.
Memahami Wanita
Dalam bahasa Arab wanita sering disebut al-jins al-lathif (jenis yang lembut). Yang dikaitkan dengan dinamika kejiwaan, relung emosional dan perasaannya.
Kondisi emosi yang khas ini merupakan kelebihan sekaligus kekurangan wanita, sehingga kadang wanita sering salah paham dan sulit memahami dirinya sendiri, apalagi mengendalikan dan mengelola emosi secara baik. Padahal kata wanita dalam bahasa Jawa sendiri merupakan kependekan dari wani ditata yang berarti berani ditata atau dikelola.
Sementara itu manusia pada dasarnya sudah merasakan kodrat hidup dan dapat menangkap adanya sesuatu yang menjadi fitrah maupun takdirnya, sebagaimana diungkapkan dalam surat al-Qiyamah: 14. "Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri." Namun banyak manusia lebih suka mencari jati diri diluar dirinya dan cenderung mencari kambing hitam dengan menutupi atau membodohi diri sendiri. Karenanya, Allah mengingatkan manusia untuk melihat kedalam dan jujur pada diri sendiri sehingga dapat mengelola kekurangan dan kelebihannya secara optimal tanpa upaya manipulasi atau distorsi. Dalam QS. Adz-zariyat:21 Allah berfirman: Dan pada dirimu sendiri, apakah kamu tidak memperhatikan?
Begitupun dalam kehidupan pernikahan. SuratAr-Rum:21 yang begitu agung melandasi ikatan perkawinan sehingga dicantumkan di halaman pertama buku nikah sebagai wasiat ilahi, mengemukakan bagaimana hubungan suami istri itu harus dilandasi pada kesadaran tenggang rasa, ngrekso dan ngemong satu sama lain yang juga merupakan bahasa lain dari manajemen emosi dalam rumah tangga.
Rasulullah bersabda:
"Terimalah wasiat tentang memperlakukan kaum wanita (isteri) dengan cara yang baik. Karena sesungguhnya wanita itu diciptakan dari tulang rusuk laki-laki yang bengkok. Dan sesuatu yang paling bengkok itu adalah sesuatu yang terdapat pada tulang rusuk yang paling atas. Jika hendak meluruskannya secara paksa tanpa hati-hati, maka kalian akan mematahkannya. Sedang jika kalian membiarkannya, maka ia akan tetap melekuk. Oleh karena itu, terimalah wasiat memperlakukan wanita dengan baik." (HR. Ahmad dan Al-Hafidz Al-Iraqi).
Syeikh Waliyullah Ad-Dahlawi dalam Hujjatullah al-Balighah (II/708) menjelaskan makna hadits di atas ialah: "terimalah wasiat dariku (rasulullah) dan gunakan untuk memahami wanita (isteri). Karena pada penciptaannya terdapat sesuatu yang bengkok. Sebagaimana lazimnya setiap sesuatu akan mewarisi sifat dasarnya, maka jika seseorang ingin mengarungi bahtera rumah tangga, maka ia harus siap untuk mentolerir dan memaafkan perkara-perkara sepele yang terjadi dan menahan amarah karena sesuatu yang tidak disukainya."
Di sini Rasulullah saw tidak bermaksud memvonis wanita berperangai buruk. Beliau ingin pria realistis dan siap berinteraksi dengan wanita, sementara wanita siap mawas diri. Artinya, jika terjadi ledakan emosi, atau menyaksikan luapan perasaan yang tidak berkenan dihati, suami akan bersabar serta menghindari dari sikap reaktif dan amarah yang dapat menumbuhkan kebencian, bahkan ia dapat melihat sisi baik pasangannya. Karena itu, rasulullah bersabda: "seorang mukmin hendaknya tidak membenci mukminat hanya karena satu perangai yang dianggap buruk. Sebab, jika ia membenci satu perangai, maka pastilah ada perangai lain yang akan ia sukai."
Tidak ada agama atau tradisi yang lebih peduli, apresiatif, menghargai kodrat dan hak wanita melebihi Islam. Allah tidak menciptakan sesuatu secara sia-sia (QS. Ali-Imran: 191).Ketika Dia mengamanatkan tugas penting seperti hamil, menyusui dan mendidik anak pada wanita, Allah pun membekalinya dengan sifat yang sesuai.
Menurut Dr. Frederick, tabiat dan keadaan psikis wanita mengalami proses stagnasi. Seandainya wanita tidak memiliki emosi dan kemanjaan anak-anak, sulit baginya menjadi ibu yang baik. Wanita bisa dipahami anak-anak karena perasaannya mengandung sifat kekanak-kanakan. Bahkan, lanjut Dr.Frederick, dalam perkembangannya wanita cenderung bersifat kekanak-kanakan. Wanita lebih banyak menggunakan praduga, perasaan dan emosi ketimbang rasio. Wanita terkondisikan untuk lebih bersikap pasif daripada bersifat aktif, pun bersikap pasrah daripada bersifat menguasai. Wanita secara kodrati tercipta untuk berada ditengah anak dan suami sehingga ia merupakan titik sentral dalam menjaga keharmonisan anggota keluarga dengan kecenderungan masing-masing. (Hayatuna al Jinsiyah, hal. 70).
Maka jika suami mampu memahami isterinya, ia akan mendapat kesenangan dari isteri dalam batas-batas fitrah. Sebaliknya, jika ia tidak mampu memahami isterinya, boleh jadi ia akan menghancurkan keluarganya. Karena itulah Nabi saw lalu mengingatkan suami untuk mendampingi, membimbing dan tidak menjatuhkan hukuman kepada isteri hanya karena suatu sifat jelek karena sesungguhnya ia pun demikian.
Pembelaan Islam pada Wanita
Syeikh Muhammad al-Ghazali dalam bukunya Rakaiz al Iman Bayna al Aqlu wa al Qalbu, menegaskan rahmat al Islam menyentuh wanita dan melindunginya dari kesewenangan pria. Islam mengajarkan pemeluknya tentang posisi dan jati diri wanita agar dapat melakukan tugasnya dengan baik. Wanita dituntut menjaga dan mengelola nilai-nilai kewanitaannya dengan baik.
Apabila fenomena dan realitas kewanitaan ini dipungkiri akan terjadi disharmoni dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Rasulullah saw berpesan: "Sesungguhnya kaum wanita itu adalah saudara kaum pria, maka sayangilah mereka sebagaimana kalian menyayangi diri kalian sendiri." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). Syariat Islam telah mempelopori pengibaran bendera kesetaraan gender dengan menjadikan kaum wanita sebagai mitra suami dalam mengelola keluarga dan masyarakat.
Kemampuan memahami dan mengelola emosi merupakan kunci cinta kasih suami istri menuju keluarga sakinah (QS.Ar-Rum:21). Dengannya Allah menumbuhkan cinta suci di hati suami-isteri sehingga mereka terdorong untuk menunaikan hak dan kewajiban masing-masing tanpa paksaan. Nabi saw. pernah mengungkapkan kenangan cintanya pada Khadijah, "aku sungguh telah mendapatkan cinta sucinya." (HR. Muslim).
Agar Gelas kristal ini tetap indah dan bening berkilau maka ia harus diperlakukan dengan penuh kelembutan (An-Nisa:19). Menurut Syeikh Rasyid Ridha dalam Tafsir Al-Manar, ayat ini berarti, "wajib bagi kaum mukmin untuk mempergauli isteri dengan baik, yaitu menemani hidup dan mempergauli mereka dengan ma'ruf dan berkenan di hati mereka serta tidak melanggar aturan syariat, tradisi dan kesopanan. Karena itu, mempersempit jatah nafkah, menyakiti fisik dan perasaan pasangan dengan perbuatan dan perkataan, sikap dingin dan masam, semua itu tidak termasuk pergaulan yang ma'ruf." Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw: "Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap isterinya (keluarganya) dan aku adalah sebaik-baik orang terhadap isteriku (keluargaku)." (HR. Ibnu Majah).
Rumah tangga ditegakkan atas dasar mawaddah (kasih asmara), yakni hubb(cinta kasih). Cinta yang tulus akan memotivasi sikap kooperatif, kompromistis, dan apresiatif. Saling mementingkan pasangan sehingga masing-masing memenuhi hak pasangan melebihi kewajiban, tidak hanya menuntut haknya. Suami-isteri harus bersabar atas kekurangan bahkan kesalahan masing-masing.
Tafsir Al-Manar menjelaskan maksud ayat dari surat An-Nisa:19 sebagai berikut, " bila kamu tidak menyukai mereka, karena cacat fisik atau watak yang timbul di luar kekuasaannya, kurang sempurna mengatur rumah tangga, atau ada kecenderungan kepada orang lain, maka bersabarlah dan jangan gegabah menjatuhkan keputusan. Jangan tergesa menceraikan mereka, karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak."
Manajemen Emosi, Bukan Tidak Punya Perasaan
Manajemen emosi berarti bersabar atas tabiat, keadaan kodrati, bahkan perilaku pasangan, dengan tetap mentarbiah dengan ihsan sehingga membuahkan cinta yang tulus. Kebajikan harus tumbuh dari niat ikhlas agar mendapatkan timbal balik yang tulus. Kebaikan dan kebahagiaan pasangan tidak dijamin dengan nafkah lahir materi. Perlakuan dan sikap simpatik lebih efektif merebut hati pasangan sehingga timbul saling memaklumi kekurangan yang ada. Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya kalian tidak akan dapat memuaskan orang hanya dengan harta kalian, namun kalian akan dapat memuaskan orang dengan tatapan simpatik dan akhlak yang baik."
Keahlian manajemen emosi dapat dilihat pada perilaku dan pola hubungan suami istri pada zaman rasulullah saw. Kejengkelan Aisyah kepada Nabi saw, hanya diekspresikan melalui perubahan gaya bahasa. Nabipun tanggap terhadap ketidaksukaannya serta menyikapi dengan penuh kesabaran. Suatu hari Rasulullah saw mengatakan kepada Aisyah ra, "saya sangat mengenal, jika kamu sedang suka padaku maupun jika kamu sedang jengkel." Lalu Aisyah bertanya, "bagaimana engkau dapat mengetahuinya?" beliau menjawab, "jika kamu sedang suka, maka kamu menyatakan (dalam sumpah) tidak, demi Rabb Muhammad , namun jika kamu sedang jengkel, menyatakan, tidak, demi Rabb Ibrahim. (HR. Muslim). Itulah kelebihan Aisyah dalam mengelola emosi sehingga tidak melanggar norma kesopanan dan mengganggu keharmonisan keluarga.
Manajemen emosi bukan mematikan atau membekukan perasaan. Wanita harus bersikap ekspresif, komunikatif dan proaktif, baik terhadap suami maupun keluarga sehingga terbangun komunikasi yang sehat. Disinilah diperlukan kearifan wanita untuk tidak memancing ego dan emosi suami. Agar ia tidak sampai menggunakan kekerasan akibat kemarahannya.
Pribadi yang shalihah dapat mengelola emosi menjadi potensi yang membangun bukan merusak, mengokohkan bukan merobohkan serta mudah toleransi atau memaafkan orang lain. Sifat ini merupakan salah satu kunci kebahagiaan, kebaikan dan kelestarian rumah tangga. Allah berfirman: "dan orang-orang yang menahan amarah (emosi)nya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Ali Imran:134).
Langganan:
Postingan (Atom)